Why we not adopted local wisdom technique for food security?

Indonesia adalah negeri dengan kearifan local yang unik, Indonesia yang lekat dengan negara agraris telah diwariskan oleh nenek moyang. Salah satu kearifan local yang dipertahankan hingga hari ini adalah ketahanan pangan yang dimiliki kampung adat atau bila ditanah sunda disebut kasepuhan. Di antara provinsi jawa barat dan banten terdapat rumpun kasepuhan banten kidul yang terdiri dari kasepuhan sinar resmi, cipta gelar dan cipta mulya. Salah satu kearifan lokal secara turun temurun adalah cara menanam bercocok tanam, yaitu dengan menanam padi satu kali dalam setahun dan menanam secara serempak, memberikan jarak apabila ada perbedaan komoditas ladang perkebunan atau perbedaan waktu tanam perkebunan. Ini dimaksudkan agar meminimalisir hama yang datang. Masyarakat adat-pun melakukan sistem rotasi pada ladangnya, sehingga tidak merusak unsur hara tanah. kemudian setiap keluarga memiliki tempat penyimpanan padi bernama leuit, dan dilarang menjual padi. Semua orang bertanggung jawab atas kebutuhan pangannya sendiri. 1 leuit bisa mencukupi 1 hingga 3 tahun kebutuhan pangan setiap keluarga, hal ini dimaksudkan untuk selalu siap dalam mengatasi masa sulit seperti kekeringan dan bencana.


Disisi lain berdasarkan indeks ketahanan pangan indonesia (2018), sebanyak 81 kabupaten dan 6 kota perlu penanganan pangan yang komprehensif ditinjau dari tingginya konsumsi perkapita, tinggi balita stunting dan persentase masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan. kasus itu ditimbulkan bahwa mereka tidak dapat mengakses kebutuhan pangan sesuai dengan seharusnya, untuk itu Indonesia masih memiliki PR untuk menghilangkan kerentanan pangan di seluruh penjuru wilayahnya, dimana hal ini tidak perlu dikhawatirkan oleh masyarakat kawasan adat. namun, di dunia serba modern, dengan pilihan pekerjaan yang beragam dan keinginan beragam banyak yang memilih pekerjaan selain bidang pertanian. sehingga sekilas pola yang dimiliki kasepuhan tidak cocok untuk diterapkan, namun prinsipnya perlu kita tanamkan. Lantas bagaimana cara kita mengadopsinya?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vol 1 : Idealisme

Setelah Menonton Negeri Dibawah Kabut